Gadis Itu Cantika

Tabacko – Di daerah perkotaan besar tepatnya di perumahan elit tinggal keluarga konglomerat yang memiliki seorang gadis bernama Cantika. Ia adalah anak tunggal.

Orangtuanya yang sangat sibuk dengan pekerjaan dan bisnis masing-masing. Membuat Cantika harus diasuh oleh pembantu di rumahnya yang sering ia panggil Bibi dari umur 2 tahun. Ketika orangtuanya pergi ia tinggal Bersama bibi dan pak Yudi yaitu sopir sekaligus satpam dirumahnya.

Cantika yang memiliki mata abu-abu, berhidung mancung, pipi tirus, berkulit putih bersih dan rambut keriting gantung berwarna coklat sering disebut bule oleh warga komplek.

Meskipun Cantika sering di tinggal orangtuanya pergi berkerja ia tidak merasa kesepian atau bahkan sampai menjadi anak yang introvert. Ia justru menjadi gadis yang baik hati, periang, dan mudah bergaul dengan temannya.

Karena sifatnya ia sangat disenangi teman-temannya dan memiliki banyak teman bermain. Teman bermain Cantika hanya anak – anak komplek sekitar, mereka sering bermain di taman tengah perumahan.

Semasa kecil, Cantika hampir di culik saat hendak bermain ke taman bersama temannya. Saat itu Cantika dihampiri temannya untuk diajak bermain ke taman di tengah – tengah perumahan, dengan jalan kaki.

Ia menyetujui ajakan temannya dan berpamitan kepada Bibi. Saat itu, Bibi percaya kepada Cantika dan teman-temannya untuk berpergian ke taman sendirian. Karena, jarak rumah Cantika dengan taman tidak terlalu jauh.

Cantika pergi bersama teman-temannya dan Bibi mengikuti dari belakang, untuk menghantarkan Cantika sampai luar gerbang. Saat itu rumah Cantika belum memiliki satpam di rumah.

Bibi mengawasi dari gerbang, tiba-tiba sesampainya di tikungan ada mobil berhenti disamping Cantika. 2 Orang yang turun dari mobil itu hampir menculik Cantika dan teman-temannya.

Untung saja Bibi yang sedari tadi mengawasinya dari gerbang rumah langsung berlari dan teriak “penculikkk.…”. Warga komplek yang berada diteras rumah langsung keluar. Akhirnya penculikan tersebut berhasil digagalkan.

Mereka menangis ketakutan dan menyisakan trauma. Mereka pulang dan tidak jadi bermain ke taman pada hari itu. Menurut satpam perumahan, kendaaran itu mengaku sebagai tamu pak Hudi yang rumahnya sebelah rumah Cantika.

Namun ketika sore hari setelah pak Hudi pulang bekerja, satpam perumahan berkunjung ke rumahnya dan bertanya. Pak Hudi kaget, karena ia tidak mengenal orang tersebut.

Hari ini ia juga tidak ada janjian dengan orang lain di rumah. Orang tua Cantika yang mendengar kejadian itu saat berada di luar kota, merasa syok dan langsung mencarikan satpam rumah.

Saat ini perumahan di perketat penjagaan di pintu keluar dan pintu masuk. Pemulung dan orang asongan atau orang yang tidak berkepentingan yang jelas dilarang masuk. Hal ini dilakukan untuk menjaga keamanan dan kenyamanan warga.

Dengan adanya kejadian yang di alami cantika tersebut, sekarang ia sering diawasi Bibi saat berada di luar rumah. Rumahnya kini juga dijaga satpam sekaligus menjadi sopir pribadi Cantika, ia bernama pak Yudi.

Orang tua cantika yang sering pergi keluar kota dan jarang di rumah untuk mengurus Cantika. Ketika mereka pulang dari kantor atau luar kota sampai rumah pada malam hari, saat itu Cantika sudah tertidur pulas.

Ke-esokan paginya sebelum Cantika bangun mereka sudah berangkat lagi. Cantika yang saat itu masih berumur 6 tahun, sering menangis ketika rindu peluk dan kasih sayang dari orang tua.

Bibi merasa kasian kepada Cantika yang dari kecil harus terbiasa tanpa asuhan dari orangtuanya langsung. Bibi hanya bisa menenangkannya dan memberikan kata-kata positif, agar Cantika mengerti bahwa orang tuanya bekerja untuk memenuhi kebutuhan Cantika.

Cantika hanya bisa bertemu dan melakukan family time sebulan sekali. Bibi selalu mengajarkan cara bersyukur kepada cantika sedari kecil.

Waktu Cantika kecil orangtuanya memutuskan untuk menyekolahkannya dengan progam home scholling. Karena, saat itu sopir pribadi di rumahnya masih 1 dan Bibi tetap bisa mengawasi Cantika.

Orang tua Cantika mencarikan guru privat dari salah satu sekolah yang memiliki progam home scholing. Cantika yang dari kecil rajin membaca dan belajar menulis tidak cukup menyusahkan bagi gurunya.

Anaknya yang kreatif dan aktif membuat suasana pembelajaran menyenangakan. Cantika belajar secara home scholling hingga Sekolah Menengah Pertama.

Waktu home scholling ia sering mengikuti olimpiade online mulai dari Bahasa inggris, Matematika dan lomba membuat puisi. Selama Home Scholling ia tetap bisa bermain dengan anak-anak komplek.

Cantika tidak merasa kesepian karena meskipun sudah dewasa ia tetap memiliki teman. Ada beberapa teman Cantika yang pergi keluar kota karena ikut orang tuanya.

Ketika kelulusan SMP, Cantika mendapat kabar yang menyenangkan dari Bibi. Saat itu sehabis Cantika pulang dari taman ia segera mandi. Setelah selesai mandi ia dipanggil Bibi untuk makan.

Saat makan keluarga Cantika tidak membeda-bedakan kedudukan. Keluarga Cantika menganggap semua orang berkedudukan sama.

Sambil menyantap makanan, Bibi memberi kabar gembira bahwa minggu depan akan ada sopir baru. Ia sekaligus menjadi satpam di rumah menggantikan pak Yudo.

Cantika bingung sekaligus merasa senang, karena mengapa pak Yudo diganti. Ia merasa senang akhirnya bisa merasakan duduk di bangku sekolah dan bertemu banyak orang di luar sana.

Bibi menjelaskan bahwa pak Yudo tetap berada disini. Tetapi, lebih sering ikut orangtua Cantika ke luar kota dan menjadi sopir pribadi tetap mereka.

Sopir dan satpam baru cantika bernama pak Heru. Pak Heru adalah teman Bibi waktu kecil di kampung. Bibi memperkenalkan pada orang tua Cantika karena pak Heru orangnya bijaksana, tegas, dan gagah.

Pak Heru saat ini sedang membutuhkan pekerjaan untuk membiayai ibunya yang sedang sakit di kampung. Seminggu setelah itu, pak Heru datang kerumah Cantika menggunakan taxsi.

Bibi mempersilahkannya masuk ke ruang tamu. Bibi mengambilkannya minum dan kue untuk camilan. Saat mengantarkan hidangan, ia juga memanggil cantika untuk turun dan bertemu pak Heru.

Mereka bertiga berbincang di ruang tamu sambil menunggu orang tua Cantika pulang dari luar kota. Akhirnya, bel rumah berbunyi pertanda ada tamu di luar. Ternyata orang tua Cantika sudah datang, Bibi membukakan gerbang rumah.

Orang tua Cantika keluar dari mobil dan Bibi memberi tahu bahwa pak Heru sudah di ruang tamu menunggu mereka. Sebelumnya orang tua Cantika sudah mengenal pak Heru dari cerita Bibi.

Dengan ramah dan sopan, pak Heru menyapa orang tua Cantika. Mereka sangat senang bisa bertemu dengan pak Heru. Setelah masuk ruang tamu, mereka semua berbincang dan menjelaskan pekerjaan di rumah ini. Mereka juga memberitahu letak ruangan di rumah Cantika.

Orang tua Cantika berharap pak Heru bisa menjalankan amanah dan mentaati peraturan yang berlaku. Setelah selesai berbincang Bibi mengantarkan barang-barang orang tua cantika dan pak Yudi mengantarkan pak Heru ke kamarnya.

Keesokan harinya, sebelum mengantarkan orang tua cantika keluar kota. Pak Yudi menjelaskan pekerjaan pak heru secara lebih detail. Pak Yudi menjelaskan sambil mengobrol santai kepada pak Heru.

Ia senang bisa memiliki teman di rumah besar ini dan bisa membantu menjaga Cantika yang merupakan anak tunggal di keluarga ini. Pak Heru juga senang karena bisa mendapatkan pekerjaan dan membantu tugas pak Yudi.

Pak Yudi berpamitan kepada pak heru karena ia akan mengantarkan orang tua Cantika ke luar kota untuk urusan bisnisnya. Pak Heru berterimakasih dan melanjutkan pekerjaannya.

Bibi yang sedari pagi memasak, sudah menyiapkan sarapan pagi untu mereka sebelum berangkat keluar kota. Mereka makan bersama terlebih dahulu. Selesai sarapan mereka pergi ke teras untuk mempersiapkan diri berangkat keluar kota.

Bibi yang dibantu pak Heru dan pak Yudi, memasukkan barang-barang yang akan dibawa pergi. Sebelum pergi Cantika berterimakasih kepada orangtuanya karena sudah menjadi orang tua terbaik meskipun jarang ada waktu untuknya.

Cantika memeluk orangtuanya dengan penuh rasa syukur. mereka membalas dengan peluk dan ciuman di kening. Orang tua cantika masuk mobil dan melambaikan tangan kepada mereka yang di rumah sambil mengucap “jaga diri baik-baik ya cantika…”

Setelah seminggu kepergian orangtuanya keluar kota untuk bekerja. Kini ia sudah menjadi remaja berusia 16 tahun yang pintar dan pandai. Pertama kalinya ia masuk dan duduk di bangku sekolah akhir (SMA).

Bertemu dengan teman banyak serta ibu guru dan bapak guru yang memiliki ilmu mengajar yang berbeda. Ia bersekolah di salah satu SMA negeri favorit dan elit di pusat kota.

Bahasa yang digunakan dalam  sekolah itu ada 2 yaitu Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris. Selama bersekolah disana Cantika sering menorehkan prestasi. Ia tetap rendah hati dan tidak sombong.

Ia sering mengajari temannya tanpa mengharapkan imbalan apapun. Setiap hari ia ditemani Bibi dan pak Heru berangkat ke sekolah. Saat pulang, ia juga dijemput oleh mereka.

Setelah selesai sekolah ia mengikuti bimbel atau pembelajaran secara privat di rumah. Di sekolah Cantika juga mengikuti beberapa ekstrakulikuler yaitu jurnalistik, dance, dan bedah Bahasa.

Selesai sekolah ia juga memiliki kegiatan yaitu mengikuti kelas menyanyi bersama salah satu sahabatnya. Sahabatnya  bernama Seyla yang ia kenal ketika masuk sekolah tersebut.

Rumah Cantika dan rumah Seyla cukup jauh. Jadi, setiap berlatih ia menghampiri Seyla. Setiap hari hingga lulus SMA ia jalani seperti itu.

Meskipun sudah memiliki sahabat saat di SMA, ia tidak lupa dengan teman-temannya di komplek. Setiap hari minggu, ia bermain bersama. Usianya yang sudah dewasa, kini ia tidak lagi di awasi Bibi ketika bermain.

You May Also Like

About the Author: administrator

Leave a Reply

Your email address will not be published.